Sebelum Esok




Sebelum esok
Saat dimana semua masih milik kita
Saat kemarin tinggal kenangan
Saat semua masih terasa nyata

Tak perlulah bermimpi, mari syukuri saja hari ini
Tak perlulah mengenang, mari jalani saja yang kita punya
Tak perlulah ragu, mari nikmati saja yang ada
Karena esok tak ada yang tahu

Kala ini
Sebelum esok
Tak perlu menunggu
Tak perlu menyesal
Tak perlu iri
Tak perlu dengki

Untuk apa berharap dengan hari esok
Karena hari esok tak sanggup berjanji
Tapi sebelum esok bisa
Itulah kenyataannya

Untuk Kau Yang Baik Hatinya



Mungkin hari ini kau dikecewakan, mungkin esok kau akan dibahagiakan.
Begitulah hidup.
Tak pernah statis.
Tak ada satupun makhluk yang tahu apa yang akan menimpanya esok hari.
Kau tak perlu membencinya.
Karena kau yang baik hatinya dapat memaafkan meski sulit.
Karena kau yang baik hatinya selalu sabar meski harus menitikkan air mata.
Tapi tenang, luka hati akan sembuh dengan keikhlasan.
Tak dapat sekaligus, semuanya butuh proses.
Maka nikmatilah prosesnya.

Alice Boman - Waiting



Pernahkah kamu terhipnotis? Aku sedang. Oleh lagu ini.



"I want you more than I need you. Are you coming back? Are you coming back? I'm waiting" (Alice Boman - Waiting)


Perpisahan




Perpisahan.

Senang bercampur sedih adalah aku hari ini. Syukur alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk bertemu kawan-kawan Pembaharu Muda.. Perpisahan adalah agenda terakhir kami, karena tidak adil rasanya jika hanya pertemuan saja yang dirayakan. 

Rasanya aku sudah tidak asing dengan yang namanya perpisahan. Namun, keseringan tidak menjadikan aku terbiasa dengannya. Ada yang terasa biasa saja, namun ada juga perpisahan yang terasa sangat sulit dilalui. Mungkin karena hati sudah melekat padanya.

Sejatinya, kehidupan kita di dunia ini untuk perpisahan. Ada perpisahan yang di sengaja, ada pula perpisahan yang tak bisa dihindari.. Kita tidak diberikan kemampuan untuk mencegah perpisahan. Ia adalah sesuatu yang pasti. Barangkali, kita mampu menundanya. Namun, itupun hanya sebatas sementara.

Perpisahan bukan artinya kita tidak akan bertemu kembali, tapi perpisahan menjadi sebuah komitmen agar kita tetap akrab saat bertemu kembali.

Selalu saja ada yang berlarut-larut dalam kesedihan akibat perpisahan. Ia selalu menjadi momok yang tak disukai, ia mengambil semua yang biasa dijalani. Kesedihan akibat perpisahan sangatlah wajar, itu artinya perpisahan tersebut sangat istimewa. 

Tapi tenang saja, Surayah pernah menulis tentang perpisahan yang dituangkan dalam sebuah lagu yang berjudul “Tenang Saja”:

“Tenang saja,
Perpisahan tak menyakitkan.
Yang menyakitkan adalah
Bila habis ini saling benci.

Tenang saja,
Perpisahan tak menyedihkan.
Yang menyedihkan adalah
Bila habis ini saling lupa.

Bahwa kita pernah
Selalu bersama-sama.
Lalu kita sadar
Bahwa harus berpisah.

Lupa,
Mudah melupakan semua.
Jangan saling melupakan.

Hilang,
Mudah menghilangkan semua.
Jangan saling menghilangkan.”
-Pidi Baiq

Jadi, tenang saja, tidak ada yang salah dengan perpisahan, yang salah adalah setelah ini saling melupakan, setelah ini saling membenci..

Jantung perpisahan sejatinya bukan jarak ataupun waktu. Tetapi ketidaktahuan kapan akan kembali bertemu. Barangkali jeda diciptakan agar kita dapat mengenang kembali manis pahitnya ingatan masa lalu. 

Semoga apa yang diakhiri ini menjadi lebih berarti. Arti yang meresap kedalam jiwa setiap benak yang menghampiri. Apabila tidak, biarkan ia menjadi hari-hari lalu yang menghiasi aktivitasmu. Semoga menjadi hal yang bermanfaat. Tapi ingat bahwa setiap masa memiliki arti. Jangan lupa mengawali dan bijaklah mengakhiri.

Terima kasih, tak hanya pengalaman yang aku peroleh disini, namun teman merupakan hal termahal yang aku dapatkan. Terima kasih atas segala pelajaran berharga ini.. Terima kasih sekre BPM. Terima kasih teman-teman Pembaharu Muda :)

“How lucky we are to have something that makes saying goodbye so hard.” - Winnie the pooh.

Jatinangor, 20 Desember 2016

Pesan Untuk Diri Sendiri


Tulis yang baik-baik, Mam!

Keanehan Bisnis Kekinian


ijabar.blogspot.com


Halo.
Pernah denger tentang bisnis pin konveksi? Atau ternyata sering denger?

Tulisan ini dibuat berdasarkan pengamatan pribadi, tidak ada niat menjatuhkan, penilaian akhir dikembalikan kepada anda sendiri.

Berawal dari LINE, gara-gara gw suka follow akun ga jelas, akhirnya sering liat paid promo macem pin konveksi ini, dari yang 300 ribu sampai yang sekarang 50 ribuan harganya.

Testimonialnya menggoda, anak-anak SMA dapet duit 3 juta selama 2 hari, 8 juta selama seminggu, sampe 40 juta dalam sebulan. WOOW. Bisnis apa yang instan seperti ini? Apa yang dijual? Business plan sebagus apa yang dibuat? :D

Secara singkat, bisnis ini jualan Pin BBM Konveksi. Udah cuma jualan Pin aja. Terserah nantinya pin itu bakalan digunakan atau dijual lagi..

Aneh. Kenapa yang dijual Pin? Memangnya konveksi ga punya nomor telepon, fax, alamat, email, atau website?
Belum tentu pin yang diberikan pun valid, tidak ada jaminan keaslian. Lebih baik mencari alamat konveksi di internet, ada alamat jelas, nomor telepon jelas.

Begitu juga dengan bisnis lain yaitu menjadi reseller apps. Aplikasi-aplikasi berbayar secara illegal diperjual belikan. Karena aplikasi yang asli dijual melalui store appsnya sendiri-sendiri.

Hati-hati. Malah justru bisnis yang ada sekarang ini miri-mirip seperti MLM. Bisnisnya hanya menjual pin semata, yang dijual bukan efek dari produknya, tapi yang dijual kesempatan untuk menjadi anggota (untuk menjual pin lagi). Tapi pin konveksi ini lebih simpel, cuma beli pin konveksi, jual lagi ke orang lain, dan orang lain akan menjual lagi pin tersebut. Nah loh.

Balik lagi ke diri masing-masing. Tetapi tolong cermati lagi bisnis yang baru muncul ini. Jangan sampai asal join. Apalagi untuk anak-anak SMA yang pengen punya duit banyak. Sistem yang dibangun adalah menyuruh anda untuk mencari orang lain beli pin tersebut, terlepas pin-nya valid atau tidak, yang dijual bukanlah efek dari produknya lagi.

Ikhtilaful Juhala (Perbedaan Pendapat Diantara Orang-Orang Bodoh)




Ikhtilaful Juhala terjadi ketika yang ditanya ngga lebih pinter dari yang nanya, dan yang nanya entah ingin tau jawabannya atau hanya sekedar ngetes saja. 

Perbedaan itu pasti ada, tetapi tidak perlu dibesar-besarkan hingga menimbulkan konflik dan perpecahan. Cukup pegang apa yang diyakini dan laksanakan. 

Begitu banyak perdebatan yang terjadi di lingkungan saya, entah dalam lingkungan kampus maupun di media sosial, hingga yang paling sensitif pun jadi bahan perdebatan, yaitu masalah Keyakinan.

Jika ingin benar-benat melakukan debat, lakukan Debat Terbuka di hadapan publik, dan lakukan ketika ilmu kamu sudah cukup dan juga mempunyai referensi yang akurat. Berkoar sana sini hasilnya cuma saling menghujat saja. Itu bukan dakwah sebenarnya yang Islam ajarkan. Yang pasti dapat menambah dosa kita.

Sampaikan segala sesuatu dengan baik dan benar bukan dengan cara berdebat yang ga ada aturannya. Sampaikan Ilmu Islam itu dengan cara yang baik dan benar, sehingga orang-orang akan mengetahui bagaimana Islam itu sebenarnya. Jikalau kita belum memiliki Ilmu dan belum mampu untuk berdialog dengan baik dan benar maka lebih baik tinggalkan saja perdebatannya.

Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: "Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau, Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik." (Sunan Abu Daud 4167)

Tugas kita sebagai muslim menyampaikan saja, Kalau mereka tidak mau menerimanya, maka selesai sudah tanggungjawab kita. Karena kita juga tidak berhak untuk melakukan pemaksaan untuk mengubah pandangan sebelumnya. Kita hanya menyampaikan. Dan Allah sebagai pemberi keputusan.

Tinggalkan debat sekalipun kita berada di atas kebenaran. Dakwah terbaik itu ketika kita mampu memberi contoh yang baik dan diikuti oleh orang lain.

Rasulullah bersabda: “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.” Setiap muslim memiliki kewajiban dalam berdakwah. Setidaknya untuk diri sendiri. Dakwah itu dimulai dari cara berpakaian kita, cara berjalan kita, cara berdialog kita,cara bergaul kita dan intinya dimulai dari kehidupan pribadi kita sendiri.

“Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya”.
Jangan pernah melihat orang yang menyampaikan tapi lihatlah apa yang disampaikannya.
Ikuti jika baik. Tinggalkan jika tidak baik.
Kita dapat belajar dari siapapun.
Kita dapat belajar dari situasi dan kondisi manapun.

Related Post